DIET PADA DIABETES MELLITUS
1 Penurunan berat badan sebagai pemicu berkurangnya risiko terkena DM tipe 2
Kelebihan berat badan merupakan salah
satu faktor risiko dari diabetes mellitus tipe 2 yang dapat dimodifikasi. Kelebihan
berat badan ini dapat diketahui dari penghitungan BMI. Pada perempuan hubungan
antara BMI dengan diabetes lebih kuat dibanding laki-laki. Ini dibuktikan dari
penelitian yang dilakukan oleh Nurses’ Health Study (NHS) dengan metode kohort
terhadap individu yang berisiko mendapatkan hasil sebagai berikut : rasio
risiko diabetes adalah 38,8 untuk individu dengan BMI ≥ 35 kg / m2 dan 20,1 untuk
BMI 30 - 35 kg / m2 dibandingkan dengan BMI <23 kg / m2. Risiko terkena DM
karena kelebihan berat badan lebih tinggi dibanding kurangnya aktivitas fisik.
(Salas, Martinez et al (2011))
Penurunan berat badan pada penderita obesitas mempunyai
efek yang baik pada sensitivitas insulin dan kontrol glikemik sehingga dapat
mengurangi risiko terkena diabetes mellitus. Ini didukung oleh penelitian NHS dengan
hasil wanita yang berhasil menurunkan berat badan sebesar 5 kg selama periode
10 tahun dapat menurunkan risiko diabetes sebesar 50% atau lebih. Selain NHS, Akan
et al. juga menemukan hubungan antara
penurunan berat badan dengan penurunan risiko setelah melakukan penelitian
selama 13 tahun. Penurunan berat badan ini dapat dilakukan dengan
mengintervensi gaya hidup berupa kombinasi diet dan peningkatan aktivitas
fisik. (Salas, Martinez et al (2011))
2 Gaya hidup dalam
penurunan risiko terkena DM tipe 2
Perubahan gaya hidup yang
berupa diet dan peningkatan aktivitas fisik berkaitan dengan penurunan risiko
terkena diabetes mellitus. Ini dibuktikan dari beberapa penelitian, seperti: a)
penelitian Da Qing di Cina dari 577 sampel dengan hasil pada kontrol gaya hidup
dapat menurunkan risiko diabetes sebanyak 67% ; b) Penelitian The
Finnish Diabetes Prevention Study (FDP) dengan 522 dengan penurunan risiko
DM sebanyak 23% pada kontrol gaya hidup;
c) Pada program pencegahan diabetes dari
3234 sampel overweight dan 50% dari partisipan yang berhasil
menurunkan berat badan sesuai tujuan akhir program ini berkaitan dengan
berkurangnya risiko terkena diabetes sebanyak 58%.(Salas, Martinez et al
(2011))
Diet dan peningkatan aktivitas fisik berperan penting dalam
penurunan berat badan pada obesitas sehingga risiko terkena diabetes menurun. Seperti
penelitian post hoc analisis yang dilakukan FDP menyatakan bahwah diet rendah
lemak total dan tinggi serat hasilnya signifikan terhadap penurunan berat badan
dan menurunkan risiko DM. Selain melakukan pola diet, peningkatan aktivitas
fisik juga mempunyai efek terhadap penurunan risiko DM. Kalau kedua hal ini
dilakukan secara bersamaan maka hasilnya lebih baik dibanding hanya melakukan salah
satunya saja. (Salas, Martinez et al (2011))
3 Efek pemilihan makanan terhadap pencegahan DM tipe 2
Beberapa contoh makanan dan
minuman yang berpengaruh terhadap risiko DM. (Salas, Martinez
et al (2011))
a. Makanan yang dapat menurunkan risiko terkena
DM tipe 2 seperti:
1. Kopi dan teh
Dari beberapa penyelidikan
yang bersifat observasional mendapat hasil jika banyak minum kopi dan the (3-4
gelas/hari) dapat menurunkan risiko diabetes, tetapi ini masih belum terbukti
secara ilmiah karena kafein tidak berhubungan dengan penurunan risiko DM
sehingga perlu penelitian lebih lanjut.
2. Buah dan sayuran
Peningkatan konsumsi buah
dan sayuran dapat menurunkan risiko diabetes mellitus.
3. Kacang-kacangan
Asupan kacang yang teratur
dapat menurunkan risiko komplikasi penyakit jantung pada diabetes mellitus
karena menurunkan konsentrasi LDL, inflamasi, oksidative stress dan resisten
insulin.
4. Minuman beralkohol
konsumsi alkohol berhubungan
terbalik terhadap peningkatan risiko diabetes mellitus dan kaya akan phenolic
yang mampu meningkatkan produksi insulin, tetapi masih sedikit yang meneliti.
b. Makanan yang
meningkatkan risiko terkena DM seperti
1. Telur
Konsumsi telur berlebih
dapat menaikkan konsentrasi kolesterol dalam darah dan meningkatkan risiko terkena
diabetes mellitus dengan merusak sel islet.
2. Susu
Produk susu merupakan sumber
penting SFA dan pada beberapa kasus termasuk sumber TFA sehingga susu dapat
meningkatkan risiko diabetes mellitus.
2.4 Pola diet
Pola diet dapat dijadikan acuan yang paling bagus dalam menilai apakah
diet yang dilakukan berdampak baik terhadap risiko diabetes mellitus. Adapun pola
diet yang berhubungan dengan diabetes mellitus ada tiga yaitu:
a)
Western diet
Mempunyai kharakteristik tingginya konsumsi terhadap daging merah,
daging olahan, telur, manisan, makanan penutup, kentang goreng, dan produk susu
tinggi lemak.
b)
Prudent diet
Kandungannya tinggi akan sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian,
buah-buahan, ikan, dan produk susu rendah lemak.
c)
Mediterranean diet
mirip dengan prudent diet tetapi memiliki kandungan lemak yang
lebih tinggi secara keseluruhan karena lemaknya didapat dari MUFA dalam bentuk
minyak zaitun dan alkohol (anggur merah) dalam jumlah yang cukup besar.
Dari beberapa penelitian
yang dilakukan didapatkan hasil bahwa pola western
diet dapat meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2, sedangkan pola prudent dan Mediterranean diet mampu menurunkan risiko terkena DM tipe 2.
Peningkatan atau penurunan risiko DM ini dipengaruhi oleh kandungan makanan
yang ada pada pola diet itu sendiri. (Salas, Martinez et al
(2011))
2.5 Diet, infamasi dan
diabetes
Diabetes mellitus
berhubungan dengan penyakit kronik, peradangan yang ringan, berhubungan dengan
jaringan adipose dan tanda inflamatori yang mengganggu kerja insulin. Hal ini
akan membuat produksi CRP meningkat. Penurunan berat badan dengan pola diet
adalah salah satu cara untuk menurunkan tingkat CRP dalam tubuh, sehingga ini
juga berkaitan terhadap penurunan risiko terkena DM.
(Salas, Martinez et al (2011))
Pola diet
yang mengandung rendah indeks glikemik, tinggi serat, MUFA/PUFA, magnesium dan
antioksidan mampu menurunkan proses oksidasi atau inflamasi dan disfungsi
endothelial. Sehingga produksi insulin meningkat dan hal ini dapat menurunkan
risiko terkena DM tipe 2. Sedangkan pola diet yang mengandung indeks glikemik yang
tinggi, SFA, dan TFA mempunyai efek sebaliknya. Sehingga pola diet ini dapat
meningkatkan risiko terkena DM. (Salas, Martinez et al (2011))
Pola western diet mengandung indeks glikemik
tinggi, SFA, dan TFA. Sedangkan Pola prudent
diet dan Mediterranean diet
mengandung indeks glikemik rendah, tinggi serat, MUFA/ PUFA, magnesium,
antioksidan. Sehingga pola western diet
tidak baik digunakan pada orang yang berisiko terkena diabetes, kebalikannya
pola prudent diet dan Mediterranean diet sangat dianjurkan
pada orang yang berisiko terkena DM. (Salas, Martinez et al
(2011))